18 Februari 2009

DOSA YANG LEBIH HEBAT DARI BERZINA

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidakdapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Iamelangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa as terkejut. "Saya takut mengatakannya." jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya ......telah berzina." Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun......lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya....... cekik lehernya sampai......tewas", ucap wanita itu seraya menagis sejadi-jadinya. Nabi musaberapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik," Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"...teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berewajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril.

"Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?" "Ada !" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina". Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan
sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.


Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH > Abdurrahman Arroisy)
Dalam hadist Nabi SAW disebutkan :
Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa
orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita pezina dan dua hadist Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

17 Februari 2009

Bunda Rindu ini Membumbung Tinggi

bunda… malam ini tiba-tiba aku mengingatmu dengan utuh…

gurat syahdumu membuatku rindu padamu.
sorot matamu yang penuh kedamaian… mengingatkanku saat aku masih disana dahulu… bunda… kurindu pelukanmu..
sekian lama sudah bapak meninggalkan kita…
kadang kadang ovi rindu bapak… sama seperti ibu, tak terasa ya bund… sudah 10 tahun bapak meninggalkan kita, tapi bunda selalu semangat dan tak pernah mengenal kata lelah dalam mendidik ovi, hingga sedemikian rupa. bunda… tunggulah ovi disana….

bunda…kusayang dirimu… aku tidak pernah merasakan kata berlebihan mengatakn ini kepadamu setiap waktu, karena memang ini yang kurasakan, ku tak ingin Allah mengambil bunda disaat aku belum bisa memberikan cintaku pada bunda, sama sepertri bapak dahulu… kelas 3 SD saat yang sangat tak bisa kurasakan dalam mengingat kasih sayangnya, namun ia slalu hadir dalam tiap doa dan mimpiku… penyesalanku selalu datang terakhir bunda… entah kenapa begini… mungkin Allah telah memberi pelajaran sama ovi.. bersyukurlah denganKu karena aku masih memberikan seorang yang mencintaimu di dunia…

bunda…. sedang apakah kau disana saat ini? membaca…….. tadarus Al-Qur’an, ataukah sedang sibuk bekerja…
semoga bunda baik-baik saja.

bunda, dari tadi mata ini berkabut… aku tak memperdulikan orang-orang disekitarku yang melihatku, rasanya pun pandangan ini sudah samar, bening mataku ini mungkin sebentar lagi akan meluruh…

Bunda, betapa bahagia jika saat ini engkau nyata di hadapanku, inginnya aku bersimpuh di pangkuan dan meneguk percik-percik pinta yang kau senandungkan sempurna kepada Allahu Rabbana. “Semoga anak bunda jadi anak yang shalih, pintar dan selalu bersyukur dimanapun kamu berada”, “Semoga kamu, nak, sehat dan diberikan rezeki yang berkah”.

Bunda, sungguh gembira tak terkira bila kau ada di sini sekarang, hingga dengan bebas aku meminta kesediaanmu untuk membaluri jiwa dengan param hangat doa-doa ikhlasmu hingga ketenangan itu menjulang. Bunda betapa ingin ku raih itu semua sekarang juga. Dada ini bunda, seperti diterjang beribu gempa.

Aku sayang bunda. Sungguh. Meski aku tahu sayang ini hanya seujung kuku dari bentang cakrawala cinta terindahmu. Meski sangat nyata rindu ini hanya setitik kecil di samudera penantianmu. Meski sangat jelas, ingatan kepada bunda bukanlah apa-apa dibanding semua yang bunda lakukan. Pengorbanan, ketulusan, kasih sayang, sujud-sujud bunda, bahkan air mata kesedihan. Tak tertebus. Tanpa batas. Semoga Allah sajalah yang membalas itu semua. Surga.

Bunda, sudah berapa lama kita tidak bertemu. Rindu padamu bunda, membumbung tinggi.
Bunda, perkenankan aku bersimpuh dari jauh. Dalam gundah. Dalam lelah. Di setiap detak tak tentu. Serta dalam degup yang menderu. Ingin kusampaikan untai kata ini di gendang telinga mu “Bunda, rindu ini membumbung tinggi!”

ya rabbb…. lindungilah ibuku disana….
berikan yang terbaik padanya ya Allah… jadikan dia akhwat yang kuat.. yang tak goyah oleh gempuran kehidupan, yang tak lemah dalam setiap langkah, sehatkan dia ya Rabb… hingga aku bisa… hingga aku bisa melindunginya… dengan tanganku sendiri, kan kubaktikan hidupku untuknya, kan kubahagiakan dia…

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada kedua orang ibu bapaknya,
Ibunya telah mengandungnya
Dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah…..” (luqman:14)

ovie….

Profil
Profil Facebook Mujahid Opick
Buat lencana kamu sendiri